Rabu, 08 Februari 2017

Tatapan .malaikat keberuntunganku (part 2)

Matahari bersinar cerah sekali hari ini namun angin mendampingi sinarnya.
Tak tau aku merasa lelah sekali hari ini, urusan perkuliahan ku yang harus segera aku selesaikan dan segera kembali kerumah.

Aku lelah, lelah, lelah...
Hari sudah mulai sore kini matahari mulai tak berpihak lagi diatas sana ia mulai merendah dan kembali kepada tempat dimana ia harus berada. "Aku jemput kamu usai kuliah, ada hal yang ingin aku tunjukan. Aku sayang kamu hanum" itu pesan singkat yang rai kirimkan kepada ku. Aku rindu dia, kali ini kami belum bertemu selama satu bulan setelah seminar waktu itu, ia harus pergi ke ibu kota untuk menyelesaikan beberapa hal yang perlu diurus.

Aku usir rasa lelahku, aku mencari nya di parkiran dan benar, aku menemukan sosoknya masih berpakaian formal.
Aku tersenyum dan menghampirinya seakan rasa lelah ku hari ini terbang dibawa angin.
Sungguh aku benar-benar rindu dirinya,kini ia tersenyum pada ku, sebelum ia mengadahkan tangannya seperti biasa aku sudah berlari duluan kearah nya untuk memeluknya, ia mengusap rambut ku dan mencium kening ku, aku tak mau melepaskan pelukan ini, aku sangat rindu padanya.
Diperjalanan aku hanya menatapnya tanpa berpaling sedikitpun, kali ini ia tak banyak bicara namun senyumnya selalu menghiasi bibirnya, aku bertanya-tanya sebenarnya mau kemana kita sekarang ? Tiba-tiba dada ku sesak, ah mungkin aku terlalu lelah jadi memikirkan hal yang aneh. Akhirnya aku tau kemana ia membawaku pergi, ke rumah sakit "siapa yang sakit ? Kita akan menjenguk siapa?" tanyaku sepanjang jalan ia hanya menatapku dengan mata tajamnya sambil tersenyum dan menggenggam erat tanganku.

Tidak...kami tidak menjenguk siapapun bahkan tidak memasuki ruangan atau kamar manapun, ia mengajakku menuju taman bunga yang ada dibelakang rumah sakit itu. Indah sungguh sangat indah disini. Rai duduk di atas rerumputan taman ini menatap tanaman yang ada dan tersenyum, aku ikut duduk disamping nya "semuanya akan baik-baik saja bukan?" ujar nya dengan nada sangat pelan. Aku menatapnya aku baru sadar wajah nya begitu pucat mata nya merah menahan air mata dadaku semakin sesak aku bingung dengan apa yang terjadi "kenapa? Ada apa?" hanya dua pertanyaan yang ia jawab dengan senyuman tiba-tiba air mata yang ia tahan kini tumpah "sebulan lalu, maaf aku berbohong. Aku sakit dan menjalani pengobatan. Namun, dokter bilang penyakitku tak bisa disembuhkan lagi" air mataku deras langsung menetes tanpa permisi, aku tak percaya apa yang ia ucapkan barusan, setelah mendengar kata-kata yang ia ucapkan hanya ada suara tangis ku ditaman itu.

Kini rai berbaring dipangkuan ku, aku masih terus menangis menangis dan menangis, seolah dunia ini mulai gelap, aku tak punya pegangan lagi. Tak sanggup melihat senyumnya sambil menatapku seperti itu, aku terus menggenggam tangannya sampai ia berucap "bolehkah aku beristirahat disini, dipangkuanmu?" hingga malam tiba ia tak pernah terbangun lagi...

Dikutip dari : http://fiksiana.kompasiana.com/nabilahsyafira7/tatapan-malaikat-keberuntunganku-part-2_5864df72f87e61e0063c5611

Tidak ada komentar:

Posting Komentar