Rindu yang ia sampaikan lewat salam angin
Menciptakan kehangatan hilang berganti dingin
Aku belum terbiasa akan hadirnya rindu
Rindu yang menusuk begitu dalam kadang menyisakan luka setelah ia pergi
-
Rindu jauh yang pernah ku bayangkan tapi tak ku harapkan
Rindu yang seharusnya tak pernah ku terima
Rindu yang akan melukai hati
Rindu yang hanya menjadi halusinasi
-
Aku yang takut menerima rindu
Aku yang takut melangkah maju
Bolehkah kita saling merindu ?
Salahkah jika kita merindu ?
Rindu hanya aku dan dia saja
Bella,
Yogyakarta, 8 februari 2017
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/nabilahsyafira7/rindu-baru-dari-jauh_589b4aa64ef9fd540b51a605
Blog ini adalah tempat saya belajar menulis, berkarya, dan berbagi cerita dan pengetahuan
Rabu, 08 Februari 2017
Tatapan .malaikat keberuntunganku (part 2)
Matahari bersinar cerah sekali hari ini namun angin mendampingi sinarnya.
Tak tau aku merasa lelah sekali hari ini, urusan perkuliahan ku yang harus segera aku selesaikan dan segera kembali kerumah.
Aku lelah, lelah, lelah...
Hari sudah mulai sore kini matahari mulai tak berpihak lagi diatas sana ia mulai merendah dan kembali kepada tempat dimana ia harus berada. "Aku jemput kamu usai kuliah, ada hal yang ingin aku tunjukan. Aku sayang kamu hanum" itu pesan singkat yang rai kirimkan kepada ku. Aku rindu dia, kali ini kami belum bertemu selama satu bulan setelah seminar waktu itu, ia harus pergi ke ibu kota untuk menyelesaikan beberapa hal yang perlu diurus.
Aku usir rasa lelahku, aku mencari nya di parkiran dan benar, aku menemukan sosoknya masih berpakaian formal.
Aku tersenyum dan menghampirinya seakan rasa lelah ku hari ini terbang dibawa angin.
Sungguh aku benar-benar rindu dirinya,kini ia tersenyum pada ku, sebelum ia mengadahkan tangannya seperti biasa aku sudah berlari duluan kearah nya untuk memeluknya, ia mengusap rambut ku dan mencium kening ku, aku tak mau melepaskan pelukan ini, aku sangat rindu padanya.
Diperjalanan aku hanya menatapnya tanpa berpaling sedikitpun, kali ini ia tak banyak bicara namun senyumnya selalu menghiasi bibirnya, aku bertanya-tanya sebenarnya mau kemana kita sekarang ? Tiba-tiba dada ku sesak, ah mungkin aku terlalu lelah jadi memikirkan hal yang aneh. Akhirnya aku tau kemana ia membawaku pergi, ke rumah sakit "siapa yang sakit ? Kita akan menjenguk siapa?" tanyaku sepanjang jalan ia hanya menatapku dengan mata tajamnya sambil tersenyum dan menggenggam erat tanganku.
Tidak...kami tidak menjenguk siapapun bahkan tidak memasuki ruangan atau kamar manapun, ia mengajakku menuju taman bunga yang ada dibelakang rumah sakit itu. Indah sungguh sangat indah disini. Rai duduk di atas rerumputan taman ini menatap tanaman yang ada dan tersenyum, aku ikut duduk disamping nya "semuanya akan baik-baik saja bukan?" ujar nya dengan nada sangat pelan. Aku menatapnya aku baru sadar wajah nya begitu pucat mata nya merah menahan air mata dadaku semakin sesak aku bingung dengan apa yang terjadi "kenapa? Ada apa?" hanya dua pertanyaan yang ia jawab dengan senyuman tiba-tiba air mata yang ia tahan kini tumpah "sebulan lalu, maaf aku berbohong. Aku sakit dan menjalani pengobatan. Namun, dokter bilang penyakitku tak bisa disembuhkan lagi" air mataku deras langsung menetes tanpa permisi, aku tak percaya apa yang ia ucapkan barusan, setelah mendengar kata-kata yang ia ucapkan hanya ada suara tangis ku ditaman itu.
Kini rai berbaring dipangkuan ku, aku masih terus menangis menangis dan menangis, seolah dunia ini mulai gelap, aku tak punya pegangan lagi. Tak sanggup melihat senyumnya sambil menatapku seperti itu, aku terus menggenggam tangannya sampai ia berucap "bolehkah aku beristirahat disini, dipangkuanmu?" hingga malam tiba ia tak pernah terbangun lagi...
Dikutip dari : http://fiksiana.kompasiana.com/nabilahsyafira7/tatapan-malaikat-keberuntunganku-part-2_5864df72f87e61e0063c5611
Tak tau aku merasa lelah sekali hari ini, urusan perkuliahan ku yang harus segera aku selesaikan dan segera kembali kerumah.
Aku lelah, lelah, lelah...
Hari sudah mulai sore kini matahari mulai tak berpihak lagi diatas sana ia mulai merendah dan kembali kepada tempat dimana ia harus berada. "Aku jemput kamu usai kuliah, ada hal yang ingin aku tunjukan. Aku sayang kamu hanum" itu pesan singkat yang rai kirimkan kepada ku. Aku rindu dia, kali ini kami belum bertemu selama satu bulan setelah seminar waktu itu, ia harus pergi ke ibu kota untuk menyelesaikan beberapa hal yang perlu diurus.
Aku usir rasa lelahku, aku mencari nya di parkiran dan benar, aku menemukan sosoknya masih berpakaian formal.
Aku tersenyum dan menghampirinya seakan rasa lelah ku hari ini terbang dibawa angin.
Sungguh aku benar-benar rindu dirinya,kini ia tersenyum pada ku, sebelum ia mengadahkan tangannya seperti biasa aku sudah berlari duluan kearah nya untuk memeluknya, ia mengusap rambut ku dan mencium kening ku, aku tak mau melepaskan pelukan ini, aku sangat rindu padanya.
Diperjalanan aku hanya menatapnya tanpa berpaling sedikitpun, kali ini ia tak banyak bicara namun senyumnya selalu menghiasi bibirnya, aku bertanya-tanya sebenarnya mau kemana kita sekarang ? Tiba-tiba dada ku sesak, ah mungkin aku terlalu lelah jadi memikirkan hal yang aneh. Akhirnya aku tau kemana ia membawaku pergi, ke rumah sakit "siapa yang sakit ? Kita akan menjenguk siapa?" tanyaku sepanjang jalan ia hanya menatapku dengan mata tajamnya sambil tersenyum dan menggenggam erat tanganku.
Tidak...kami tidak menjenguk siapapun bahkan tidak memasuki ruangan atau kamar manapun, ia mengajakku menuju taman bunga yang ada dibelakang rumah sakit itu. Indah sungguh sangat indah disini. Rai duduk di atas rerumputan taman ini menatap tanaman yang ada dan tersenyum, aku ikut duduk disamping nya "semuanya akan baik-baik saja bukan?" ujar nya dengan nada sangat pelan. Aku menatapnya aku baru sadar wajah nya begitu pucat mata nya merah menahan air mata dadaku semakin sesak aku bingung dengan apa yang terjadi "kenapa? Ada apa?" hanya dua pertanyaan yang ia jawab dengan senyuman tiba-tiba air mata yang ia tahan kini tumpah "sebulan lalu, maaf aku berbohong. Aku sakit dan menjalani pengobatan. Namun, dokter bilang penyakitku tak bisa disembuhkan lagi" air mataku deras langsung menetes tanpa permisi, aku tak percaya apa yang ia ucapkan barusan, setelah mendengar kata-kata yang ia ucapkan hanya ada suara tangis ku ditaman itu.
Kini rai berbaring dipangkuan ku, aku masih terus menangis menangis dan menangis, seolah dunia ini mulai gelap, aku tak punya pegangan lagi. Tak sanggup melihat senyumnya sambil menatapku seperti itu, aku terus menggenggam tangannya sampai ia berucap "bolehkah aku beristirahat disini, dipangkuanmu?" hingga malam tiba ia tak pernah terbangun lagi...
Dikutip dari : http://fiksiana.kompasiana.com/nabilahsyafira7/tatapan-malaikat-keberuntunganku-part-2_5864df72f87e61e0063c5611
Biarkan aku bebas tanpa mu
Mata air tak begitu jernih, hujan lagi-lagi membasahi pepohonan.Aku sadar air yang dulu tenang itu kini terusik oleh hujan.
Tersadar bahwa kini tak pernah ada lagi rasa untuk mu.
Dijalanan yang tumbuh pepohonan begitu rindang selalu menjatuhkan dedaunan kering tak berguna layaknya sampah yang harus dibuang. Maka sekarang aku akan membuang rasa ini yang dulunya untuk mu.
Setelah melihat malam selalu berganti siang, bulan sendirian ditengah kegelapan, namun aku tahu bahwa matahari selalu akan datang untuk menyinari hari-hari yang terasa suram dan inilah waktunya aku kembali bahagia.
Tersadar membuang rasa untuk mu adalah kebahagiaanku maka biarkanlah aku bebas seperti ini.
Dikutip dari : http://fiksiana.kompasiana.com/nabilahsyafira7/biarkan-aku-bebas-tanpa-kamu_586b2d66c322bd540f7872d0
Tersadar bahwa kini tak pernah ada lagi rasa untuk mu.
Dijalanan yang tumbuh pepohonan begitu rindang selalu menjatuhkan dedaunan kering tak berguna layaknya sampah yang harus dibuang. Maka sekarang aku akan membuang rasa ini yang dulunya untuk mu.
Setelah melihat malam selalu berganti siang, bulan sendirian ditengah kegelapan, namun aku tahu bahwa matahari selalu akan datang untuk menyinari hari-hari yang terasa suram dan inilah waktunya aku kembali bahagia.
Tersadar membuang rasa untuk mu adalah kebahagiaanku maka biarkanlah aku bebas seperti ini.
Dikutip dari : http://fiksiana.kompasiana.com/nabilahsyafira7/biarkan-aku-bebas-tanpa-kamu_586b2d66c322bd540f7872d0
Tahta dan Cinta
Yang suci tidak murni suci
Yang hidup seperti mati
Antara tahta dan cinta
Menyisakan luka dan duka
Merebutkan rasa ingin dicintai
Atau tahta yang akan dimiliki
Antara takdir yang nyata
Berharap dikehidupan yang kedua
Korbankan cinta ? Atau tahta ?
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/nabilahsyafira7/tahta-dan-cinta_586514726c7e610e0d1156dc
Yang hidup seperti mati
Antara tahta dan cinta
Menyisakan luka dan duka
Merebutkan rasa ingin dicintai
Atau tahta yang akan dimiliki
Antara takdir yang nyata
Berharap dikehidupan yang kedua
Korbankan cinta ? Atau tahta ?
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/nabilahsyafira7/tahta-dan-cinta_586514726c7e610e0d1156dc
Tatapan malaikat keberuntunganku (part 1)
Berkabut, gelap, gemetar, aku kedinginan sendirian ditengah hutan tanpa petunjuk arah dan malam yang semakin menerkamku dengan ketakutan.
Ada sosok pria bagai malaikat datang dari balik kabut gelap seakan memelukku dengan sayapnya mengusir seluruh setan-setan rasa yang menghantuiku.
Aku merasa nyaman... Aku merasa hangat... Aku merasa dilindungi... Ia menatap mataku dalam-dalam dan tersenyum namun senyumnya bagai berucap kepadaku "selamat tinggal hanum..", ia mulai menjauh...menjauh...menjauh...dan....
Aku terbangun dari mimpiku yang entah itu mimpi buruk atau tidak keringat terus bercucuran membasahi sekujur tubuhku dan yang jelas aku sangat ketakutan, karena pria yang datang lalu menghilang dalam mimpiku adalah sosok yang ku kenal, sangat aku kenal bahkan aku sangat mencintainya....Rai, Raixhy jaya atmayanto !!!
Aku baru ingat pagi ini telah membuat janji dengan nya untuk menghadiri acara seminar dan rai adalah pengisi seminar tersebut, berlokasi di gedung aula milik suatu perusahaan swasta ternama di jogja.
Acara ini dimulai pukul 9 pagi tapi aku harus datang satu jam sebelumnya jika ingin bertemu dengannya. Tak sabar melihat dirinya yang rapih mengenakan pakaian formal dengan jas dan dasi (sangat perfect menurutku) dan senyum nya serta tatapam tajamnya yang sering membuat jantungku berdegup kencang.
Ternyata dugaanku benar saja, bahwa ia datang lebih awal dan menungguku di lobi, ia melihat ku dan bangkit dari sofanya tersenyum memandangku, aku menghampirinya yang mengadahkan kedua tangannya untuk aku raih dan peluk. Hal yang sangat rutin bahkan menjadi kebiasaannya saat bertemu dengan ku adalah mengusap rambutku dan mencium keningku.
Kami memang jarang bertemu rai sangat sibuk dengan karier nya sebagai general manajer baru di salah satu perusahaan swasta yang ada dijogja, akupun harus menyelesaikan studi ku di perguruan tinggi dan kini aku memasuki semester 6. Jarak usia kami memang cukup berjarak 21 dan 29 tapi menurutku ideal. Setelah seminar usai aku keluar dari gedung aula dan mencari sosok yang sangat ku dambakan namun aku tak melihat wujudnya.
Aku menghampiri salah satu panitia penyelenggara seminar dan menanyakan kemana perginya rai, "oh tadi pak Raixhy tadi keluar gedung usai menyampaikan seminarnya". Aku langsung mencarinya keluar gedung, ku tengok kanan dan kiri akhirnya aku menemukan rai sedang berjalan ke toko bunga tak jauh dari dekat sini, ia tahu aku sangat menyukai bunga apapun itu yang berbau harum.
Aku tersenyum berjalan menghampirinya dari kejauhan dia telah menatap ku dengan senyum manis nya ingin aku cepat meraih dirinya, aku diam ditempat menunggu dia menghampiriku pandangannya tetap tertuju pada ku dalam hati aku bergumam "oh tuhan, betapa beruntungnya aku memiliki dia terima kasih tuhan...".
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/nabilahsyafira7/tatapan-malaikat-keberuntunganku-part-1_5857bca08523bd4b661558d0
Ada sosok pria bagai malaikat datang dari balik kabut gelap seakan memelukku dengan sayapnya mengusir seluruh setan-setan rasa yang menghantuiku.
Aku merasa nyaman... Aku merasa hangat... Aku merasa dilindungi... Ia menatap mataku dalam-dalam dan tersenyum namun senyumnya bagai berucap kepadaku "selamat tinggal hanum..", ia mulai menjauh...menjauh...menjauh...dan....
Aku terbangun dari mimpiku yang entah itu mimpi buruk atau tidak keringat terus bercucuran membasahi sekujur tubuhku dan yang jelas aku sangat ketakutan, karena pria yang datang lalu menghilang dalam mimpiku adalah sosok yang ku kenal, sangat aku kenal bahkan aku sangat mencintainya....Rai, Raixhy jaya atmayanto !!!
Aku baru ingat pagi ini telah membuat janji dengan nya untuk menghadiri acara seminar dan rai adalah pengisi seminar tersebut, berlokasi di gedung aula milik suatu perusahaan swasta ternama di jogja.
Acara ini dimulai pukul 9 pagi tapi aku harus datang satu jam sebelumnya jika ingin bertemu dengannya. Tak sabar melihat dirinya yang rapih mengenakan pakaian formal dengan jas dan dasi (sangat perfect menurutku) dan senyum nya serta tatapam tajamnya yang sering membuat jantungku berdegup kencang.
Ternyata dugaanku benar saja, bahwa ia datang lebih awal dan menungguku di lobi, ia melihat ku dan bangkit dari sofanya tersenyum memandangku, aku menghampirinya yang mengadahkan kedua tangannya untuk aku raih dan peluk. Hal yang sangat rutin bahkan menjadi kebiasaannya saat bertemu dengan ku adalah mengusap rambutku dan mencium keningku.
Kami memang jarang bertemu rai sangat sibuk dengan karier nya sebagai general manajer baru di salah satu perusahaan swasta yang ada dijogja, akupun harus menyelesaikan studi ku di perguruan tinggi dan kini aku memasuki semester 6. Jarak usia kami memang cukup berjarak 21 dan 29 tapi menurutku ideal. Setelah seminar usai aku keluar dari gedung aula dan mencari sosok yang sangat ku dambakan namun aku tak melihat wujudnya.
Aku menghampiri salah satu panitia penyelenggara seminar dan menanyakan kemana perginya rai, "oh tadi pak Raixhy tadi keluar gedung usai menyampaikan seminarnya". Aku langsung mencarinya keluar gedung, ku tengok kanan dan kiri akhirnya aku menemukan rai sedang berjalan ke toko bunga tak jauh dari dekat sini, ia tahu aku sangat menyukai bunga apapun itu yang berbau harum.
Aku tersenyum berjalan menghampirinya dari kejauhan dia telah menatap ku dengan senyum manis nya ingin aku cepat meraih dirinya, aku diam ditempat menunggu dia menghampiriku pandangannya tetap tertuju pada ku dalam hati aku bergumam "oh tuhan, betapa beruntungnya aku memiliki dia terima kasih tuhan...".
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/nabilahsyafira7/tatapan-malaikat-keberuntunganku-part-1_5857bca08523bd4b661558d0
Langganan:
Postingan (Atom)