Jumat, 25 Agustus 2017

Nyatanya Masih Dalam Jajahan, Begitukah ?





Hidup wahai negeri ku Indonesia
Darah yang kau torehkan dimasa lalu terus membekas
Apinya tak kunjung padam
Muda mudi bersorak ketika ‘proklamasi’ di kumandangkan

Belanda boleh pergi meninggalkan tanah subur ini
Tapi penjajahan tak pernah berakhir disini
Keringat bercucuran, tetes air mata, hingga darahmu membeku tak bisa mengakhiri perang ini
Karena jiwa jiwa kecil itu masih diam membisu di balik punggung induknya

Wahai para memimpin negri ku
Bolehkah kami beradu cerita tentang Indonesia ku ?
Akan kah kau dengarkah suara kami yang terus kau simpan dalam saku celana ?
Atau suara yang sering kau dengar sebagai lawakan komedi tak kunjung di akhiri ?
Nyata nya kalian tetap tersenyum tanpa air mata

Wahai muda mudi negeri ku
Banyaklah curahan hati kalian untuk mereka tikus-tikus politik tak beretika
Untuk mereka yang bermain dengan hak rakyat jelata
Namun masihkah kalian berdiam diri di warung kopi tanpa menemukan solusi ?
Dan nyata nya mereka yang dulu pernah muda menegakan keadilan pun tua nya bermain api

Senin, 07 Agustus 2017

Masih Merindukan Darussalam (4 Agustus 2017)

Tentang waktu...
Ia berlalu tanpa meninggalkan bekas namun tersisa dalam sebuah kenangan bersama angan-angan yang menghantui dan membisik kecil dalam telinga mu dan berkata "kau tak dapat kembali".

Hampir setiap harinya selama berjuta hari kita melewati bangunan-bangunan tinggi nan kokoh yang menjadi saksi bagi tiap langkah yang di lalui oleh jutaan pejuang dalam sebuah tempat yang kadang mereka sebut sebagai "Penjara Suci".

Langit, bumi, angin, air, api, pepohonan, rerumputan, batu, cahaya, gelap, mereka semua menjadi saksi bisu dalam sejarah panjang para manusia yang tinggal di dalam tempat itu, menjadi bukti bahwa ada torehan cerita dan kenangan di sana antara suka, duka, tawa, tangis, amarah, kesabaran, dan lawakan jenaka yang mereka ciptakan justru menjadi sebuah museum dalam hati nurani. Sama sekali "Tak tergantikan".

Tempat di mana mereka memulai perjuangan, tempat di mana mereka menangis, tempat di mana mereka tertawa, tempat di mana mereka merenung, tempat di mana mereka belajar, dan tak luput menjadi di mana tempat mereka mendapatkan luka-luka yang tak terdeteksi oleh seorangpun. Di sana "Darussalam Kampung Nan Damai" tempat yang masih mereka rindukan walau berjuta hari telah terlewati.

Kalau ada yang bertanya 'mengapa harus merindukan pondok ?' 'mengapa harus masih mengenang pondok?' 'mengapa pondok membuatmu rindu?' dan mengapa mengapa yang lainnya berikan saja "AQUA" mungkin dia sedang haus 😂😁😝

Teruntuk : Star Generation  ☆
                  Alumni 2015 ☆
                  Sahabat Ku ☆
Dibuat    : Yogyakarta, 7 Agustus 2017
                 Nabilah Syafira, Bella, Bilun  💕