Minggu, 10 September 2017

Mahasiswa, Jualan Teh keliling di SunMor UGM









Mahasiswa jogja mana sih yang tak tau sunmor UGM?

Meskipun pendatang baru di kota istimewa ini saya rasa temen-temen semua seenggaknya pernah mendengar walau mungkin belum sempat berkunjung kesana.

Sunday morning UGM atau orang orang lebih akrab nya bilang sunmor UGM merupakan salah satu tempat yang ramai dikunjungi orang-orang yang ada di kota jogja pada hari minggu pagi. Biasanya orang-orang datang ke GSP/ Graha Sabha Pramana UGM untuk olahraga dan tak sedikit pula yang mampir ke sunmor, ada juga pengunjung yang memang datang hanya untuk ke sunmor.

Sejujurnya sudah sangat lama sekali saya tidak berkunjung ke sunmor ini, mungkin terakhir kali semester 1 dan baru berkunjung kembali di semester 3 ini. Sehingga saya tak tau kalau ternyata lokasi nya sunmor sudah berpindah atau mungkin bergeser sedikit lah dari tempat yang dulu pernah saya tau.

Hari minggu pagi ini saya dan teman-teman gorduka merencanakan penjualan es teh disana, untuk menambah keuangan kas makrab gorduka yang akan diadakan tanggal 23-24 bulan ini. Sebenernya saya lumayan deg degan gitu, maksudnya deg degan karena melakukan hal yang belum pernah saya lakoni sebelumnya.

Kami ada bersembilan orang 5 perempuan dan 4 laki-laki. Waktu itu sebenernya agak kesal gara-gara percobaan pertama keliling jualan teh hangat pak ketum heru ngajak nya saya untuk ikut keliling disekitaran depan masjid kampus UGM. Tapi rasa kesal itu berubah derastis ketika saya mendapatkan pembeli pertama, walau uang yang kami terima hanya duaribuan tapi ada rasa senang dan bangga gimana gitu di dalam hati saya mungkin karena ini pengalaman pertama saya. Sebenernya saya juga agak dikit malu tapi apalah apalah segera saya singkirkan rasa itu dan hanya optimis bisa menghabiskan semua teh hangat ataupun es teh yang ada.

Karena masih pagi dan cuaca tampaknya mendung kami memutuskan untuk jualan teh hangat terlebih dahulu. Kami mulai berpencar untuk keliling menjadi 3 bagian sekitar jam delapanan. Sekitar 50 menit kemudian saya kembali ke tempat semula untuk istirahat dan mengambil teh baru karena yang kami bawa sudah habis. Dan kaget nya kami ternyata teh nya sudah habis.

Alhamdulillah kami bisa menghabiskan teh yang kami bawa dalam singkat waktu sekitar sejam. Dan hasil yang kami dapatkan sudah termasuk balik modal dan untung beberapa ribu rupiah. Tau bagaimana senang nya saya ? sweneng sekali. Tapi akhir nya es batu yang kami bawa tak terpakai.

Nah cara seperti ini tak hanya dilakuan oleh saya dan teman-teman gorduka saja, namun ada banyak mahasiswa mahasiswi yang melakukan hal yang sama entah itu berjualan es teh, teh hangat, es sirup, keripik, air mineral, dll dengan cara berkeliling sepanjang sunmor. Dan sedikit banyak membantu kami dalam menghasilkan dana untuk keperluan masing-masing.

Yang saya suka lagi adalah ketika ditengah tengah keliling antara mahasiswa satu dengan mahasiswa lainnya yang sama sama berjualan keliling kami saling menyapa, menyemangati, memberikan senyuman tanpa ada rasa persaingan di dalam nya. Memang istimewa pantas bersandingan dengan kota jogja.

Mungkin sedikit pengalaman yang saya bagikan ini akan bermanfaat.
Selamat bekerja keras !
Selamat sukses !
Fighting !!!

Bercanda sepuasnya







Katanya kalo bercanda sama temen deket itu apapun bisa kita ungkapin sampe keburukan sekalipun kita gak akan sungkan. Mungkin bener juga sih, kita ngerasa nyaman sama temen kita jadi kita bisa ungkapin apapun “seenak gue”

Dalam hal bercanda saat bersama kawan-kawan karib saya termasuk tipe orang yang memang suka semrautan tapi tetep aja ada bebera hal yang gak suka saya jadikan bahan pembicaraan serta melihan si kondisi yang kadang labil tak tepat waktu. Iya itu sih prinsip saya, entahlah tiap orang pasti berbeda.

Sebenernya hampir kebanyakan orang sadar atau tidak sadar mereka merasa kesal saat temannya bercanda dan mengungkapkan beberapa hal yang mungkin tak ia sukai namun berfikir jika ia marah akan merusak suasa saat itu, namun ada juga yang secara gamblang mengungkapkan kekesalan dan memilih untuk diam atau pergi dari dalam forum atau setidak nya akan munjukan raut muka cemberut tidak enak dipandang.

Oh iya, biasanya yang menjadi salah satu faktor kemarahan atau emosi di tengah gurauan kita bersama teman-teman adalah MOOD. Kadang jika mood orang-orang yang sedang kita ajak bercanda ini sedang baik maka akan lebih leluasa dalam bercanda atau bergurau dengan hal-hal lucu dan pembasan apapun tanpa perlu khawatir akan ada yang tersakiti hatinya. Namun jika mood orang-orang yang sedang kita ajak bercanda ini (ada satu saja) yang tidak baik istilahnya “lagi gak mood” maka jelas ia akan mudah merasa sakit hati.

Faktor lain juga bisa jadi saat kita nyaman bercanda dengan seseorang, belum tentu orang tersebut merasa nyaman dengan candaan kita. Tidak semua orang yang kita anggap nyaman untuk berbicara, nyaman untuk bercanda, lalu akan merasakan hal yang sama dengan kita. Jadi bisa dibilang kita yang harus peka kepada lawan komunikasi kita. Nyamankah ia dengan saya ? nyamankah ia berbicara dengan saya ? nyamankah ia bercanda dengan saya ?

Posisi kita sebagai teman karib nya harus mengerti kondisi teman kita. Haruslah itu dimulai dari diri kita sendiri. Apakah teman kita akan tersinggung dengan ucapan kita ? apakah ia akan sakit hati ? apakah ia akan menganggap candaan kita sebagai hal yang serius ? apakah hari ini mood teman kita sedang baik ? atau mungkin seharian ini teman kita melalui hari yang teramat sulit dan berat ?

Pikirkanlah.. teman kita juga manusia biasa yang memiliki emosi sama hal nya dengan kita. Jagalah perasaan mereka sebagaimana kita ingin perasaan kita dijaga. Dan setelah semuanya jika memang ia tersakiti oleh candaan kita segeralah meminta maaf maka pasti ia akan memaafkan kita.

Bila ada yang tersinggung dengan tulisan ini saya minta maaf yah, ini hanya dinilai dari sudut pandang saya saja, atau mungkin lebih tepatnya saya sedang curhat semata tanpa ada niat menyinggung siapapun. Dan terima kasih sudah membaca sampai akhir.

Kamis, 07 September 2017

Tak Boleh 'seenak jidat'






Hari ini saya ditunjukan dua pendapat oleh seseorang. Entahlah mungkin beliau sedang memikirkan sesuatu. Pendapat yang pertama adalah menurut Umar bin Khattab : Bahwa perilaku seseorang itu merupakan cerminan dari hatinya. Pendapat kedua adalah menurut seseorang (yang tak bisa saya sebutkan namanya) : kadang orang yang kelihatan lembut dan santun namun hati nya sekeras baja, kadang pula orang yang kelihatannya temperamental namun hati nya justru selembut sutra, maka jangan menilai seseorang berdasarkan “katanya”.

Kalau di tanya bagaimana pendapat saya mungkin jawabannya kita memang tidak bisa menilai seseorang hanya dengan sekali melihat, hanya dengan sebelah mata memandang, hanya dengan penilaian sepihak.

Sebagai orang yang mempelajari ilmu sosial mungkin saya melihat nya dari segala sisi, mungkin manusia melakukan suatu tindakan dengan sebab alasan tertentu, mungkin juga manusia tersebut bertempramen (baik &buruk) nya disebabkan oleh faktor-faktor psikologis, atau juga adanya kesalahpaham dalam memahami makna kalimat atau perbuatan sehingga memancing emosi dalam berkomunikasi satu sama lainnya, ada juga beberapa manusia yang memiliki kekurangan baik dalam hal fisik atau tidak sehingga mempengaruhi perilaku sehari-harinya dan lain sebagainya.

Dan sebagai orang mempelajari agama bisa dikatakan tindakan, watak, sifat, seorang hamba bisa dilihat dari bagaimana Muamalah ma’allah dalam artian hubungan manusia dengan Allah contoh dalam hal ibadah seperti sholat dan lain sebagainya. Lalu Muamalah ma’annas dalam artian hubungan dengan sesama manusia seperti dikatakan bahwa seorang muslim itu mencintai saudara sesamanya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, maka harus baiklah hubungan nya dengan sesama manusia. Jika sudah menyadari dan menjalankan kedua hal tersebut dengan baik maka tidak akan terjadi penyimpangan dalam hati nurani manusia. Namun kita juga mengetahui bahwa syaithan dan hawa nafsu akan terus menjadi penggoda bagi kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan tercela. Dan kita juga tau bahwa iman itu yaziidu wa yankusu (bertambah dan berkurang), maka tetaplah terus berusaha istiqomah.

Namun walau bagaimanapun kita tetap saja tidak bisa menjudge seseorang seenak jidat kita. Katanya sih “jangan nilai buku dari sampulnya aja”, sama hal nya ketika kita menilai seseorang hanya dari satu sisi saja. Kita tau setiap sesuatu pasti ada positif ada negatif, ada baik ada buruk.

Bisa jadi orang yang kita anggap baik kehidupan sosial nya di masyarakat tapi ternyata dia malah korupsi jutaan bahkan milyaran uang rakyat. Bisa jadi juga dia seorang yang pendiam di remehkan banyak orang namun memiliki kinerja yang bagus, ide ide cemerlang, jujur dan amanah. Entahlah kita tak pernah tau bagaimana ‘seseorang’ itu sebenarnya.

Yang baik belum tentu tidak memiliki keburukan, yang buruk belum tentu tidak memiliki kebaikan. Jadi kesimpulan yang saya dapat jangan menjudge sesuatu hanya dari satu sisi. Anggapan yang kita anggap benar terkadang hanya benar bagi diri kita sendiri, saking egois nya kita tak pernah mau tau kalau anggapan yang kita anggap benar adalah salah menurut orang lain dan tak dipungkiri bisa jadi menyakiti hatinya.

Hiduplah yang baik, jangan lupa bersyukur banyak banyak😉😊